Sabtu, 23 Juli 2011

Dear, Mawar Ungu...

 

 

Masumi menatap wajah cantik di sampingnya yang kini nampak tertidur lelap. Bibir laki-laki itu tersenyum. Perasaan hangat dan bahagia selalu menyeruak di dalam dadanya setiap kali ia memandangi wajah ini. Tidak bosan, dan tak akan pernah.
          Dielusnya pipi halus Maya. Ingatannya kembali ke tadi sore, saat Hijiri datang dan menyerahkan sebuah surat.
          “Ini untuk Mawar Ungu.”
          Kening laki-laki itu berkerut. Mawar Ungu? Sejak ia mengungkapkan jati diri yang sebenarnya pada Maya lebih setahun yang lalu, tak pernah sekalipun ada hal yang dikirimkan kepadanya memakai nama itu. Dan kini tiba-tiba saja muncul sebuah surat?
          Bibirnya tersenyum ketika membaca nama pengirimnya. Maya…
          Mawar Unguku tersayang..
          (Senyum Masumi semakin melebar)
          Rasanya sudah lama sekali aku tidak menghubungimu. Kukabarkan, aku sekarang hidup sangat bahagia. Terima kasihku untukmu, karena berkat semua cinta dan dukungan selama ini, akhirnya aku bisa meraih semua mimpi.
          Aku sudah menikah. Suamiku, meski suka sekali menggodaku sampai membuatku kesal, tapi dia adalah suami yang baik, yang sangat aku cintai. Dia benar-benar suami yang sudah dipilihkan surga untukku.

          (Masumi merasakan dadanya menggembung bahagia) I love you. Too, mungil. Bisiknya pelan. Kembali ia melanjutkan membaca.

          Oya, tujuanku mengirim surat ini adalah, aku ingin meminta pendapatmu. Aku punya masalah yang cukup serius, yang jika aku katakan pada suamiku, kuyakin dia malah akan sibuk memikirkan hal lain, dari pada menjawab pertanyaanku.
          (Kening Masumi berkerut, hp yang tiba-tiba berbunyi pun diacuhkannya karena penasaran dengan apa yang akan ditanyakan istrinya)

          Mana yang kau pikir lebih bagus? Nama Ken untuk anak laki-laki, atau Aiko untuk anak perempuan?

          (Masumi terperangah. Apa? Apakah?.. Jantungnya terasa berdegup lebih kencang)

          Hmm.. Sebenarnya aku lebih suka nama Ken, karena kuharap si kecil ini adalah laki-laki. Tapi aku tetap meminta pendapatmu.
          Love
          Maya Hayami

          Masumi merasa euporia menyegapnya tiba-tiba. Benarkah? Cepat diraihnya handphone untuk segera menelpon istrinya. Sebuah pesan gambar tertulis di layar. Dari Maya.
          Matanya segera menjadi panas saat dilihatnya sebuah foto sonogram di dalamnya. Masih belum nampak jelas, namun catatan di bawahnya membuatnya ingin segera menemui istrinya. Segera!

Papa sayang, dokter bilang umurku baru 10 minggu. Dan aku tumbuh dengan sehat dan kuat..^^

          Segera dipijitnya speed dial Maya. Video Call.
          Senyum manis perempuan itu segera menyambutnya.
          “ Kau curang..” ujarnya segera. “Kau membuatku seperti orang gila sekarang.. Kau dimana?”
          “Aku? hmmmm…” Maya nampak mengedarkan handphonenya, menunjukkan suasana di sekelilingnya saat itu. Mata Masumi melotot saat dilihatnya Mizuki melambaikan tangan seraya tertawa.
          “Kauu…” bisiknya gemas. Maya tertawa lepas. “Cepatlah masuk!”
          Maya muncul dengan senyuman lebar tak lama kemudian. Masumi segera menyeberangi ruangannya untuk meraih perempuan itu ke dalam pelukannya.
          “Kau selalu tahu bagaimana membuatku menjadi laki-laki paling beruntung di dunia ini,” bisiknya. Dirasakannya Maya balas memeluknya erat.
          “Itu karena kau pun sudah menjadikanku wanita paling bahagia di dunia,” balasnya. Masumi tertawa. Wajah Maya nampak merona saat ia dengan mesra menyusuri pipi perempuan itu dengan jemarinya.
          “Kapan kau tahu?”
          “Kemarin, aku pake tespek, biar lebih yakin, aku ke dokter tadi.”
          “Kenapa tidak langsung memberitahuku?” tuntut Masumi. Maya mengerling jenaka. “Kalau langsung memberitahumu tidak seru jadinya,” senyumnya manis. Masumi mengecup bibir itu gemas. Sedetik kemudian, laki-laki itu tiba-tiba saja meraih tubuh istrinya dan dibawanya berputar-putar seraya tertawa bahagia. Maya menjerit panik pada awalnya, namun sedetik kemudian ia ikut tertawa bersama suaminya.
          Wajah Masumi memerah menahan bahagia yang begitu meluap. Pelan di dudukkannya Maya di pinggir meja kerja. Kembali dibelainya wajah Maya. “Kau luar biasa,” bisiknya. Dilihatnya mata perempuan itu berkaca-kaca.
          “Kau bahagia?” tanya Maya.
          “Tentu saja!” tukas Masumi. “Kita akan mempunyai anak, buah cinta kita.”
          Maya menahan harunya saat suaminya menyurukkan wajah di perutnya. Merasakan laki-laki itu mengecup perutnya lembut. Air mata pun menetes saat mendengar perkataan Masumi,” Selamat datang, sayang.”
          Untuk beberapa saat, Masumi menempelkan pipinya di perut istrinya. Lalu kembali tegak setelah mengecup perut itu sekali lagi.
          “Kau tahu, Nyonya? Rasanya Aiko menyenangkan. Dia akan menjadi gadis kecil yang lucu, ceria, baik hati, dan cantik, seperti mamanya.”
          “Hmm, tapi aku ingin Ken. Yang akan sepertimu, memiliki senyummu, wajahmu, ketulusanmu. Jadi nanti kalau kau sedang sibuk kerja, aku masih punya Masumi junior yang bisa kupeluk dan kuciumi setiap waktu.”
          “Bagaimana kalau keduanya?”
          Maya melebarkan matanya. “Kembar? Mungkinkah?”
          Keduanya tertawa bahagia, membayangkan kelucuan calon bayi mereka nanti.
          Masumi tersenyum, kembali memandang wajah  mungul di sampingnya. Wajah  itu terlihat sangat damai. Terlelap dengan bibir tersenyum. Dikecupnya kening perempuan itu sebelum ia pun membaringkan tubuhnya dengan santai di sisi istrinya. Meraih tubuh Maya itu ke dalam pelukannya untuk kemudian ia pun tertidur.***

5 komentar:

  1. sweeeeettttt n crunchyyyyy....nyam nyam nyam
    makasih ff nya :)

    BalasHapus
  2. kyaaaahhhhh.... so swittttttttttttttt.... lanjutannya donk mbaa.... ^o^

    BalasHapus
  3. Terlalu pendek,tambah, nda pake tragis2an, yg happy2 saja,

    BalasHapus
  4. hiii.... malam minggu bc gini an.. jd iri de liad kemesraan MM... hikhik hik.. tetap happy... sukaa.. makacii ff nya..

    BalasHapus
  5. Begitu manis....potongan"kehidupan MM yg penuh kemesraan...suka....makasih ya Sist Avira....

    BalasHapus